Antara Persepsi Peternak dan Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) dalam Upaya Percepatan Peningkatan Populasi Sapi
Isi Artikel Utama
Ketahanan pangan menjadi isu yang penting bagi seluruh negara di dunia karena terkait dengan adanya keterbatasan dalam pemenuhan pangan, energi dan air akibat dari peningkatan jumlah penduduk. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai masalah dalam tingkat produksi dan distribusi pangan yang hanya mengadalkan sumber daya lokal. Program Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Wajib Bunting (Upsus Siwab) merupakan program nasional untuk ketahanan pangan dengan target percepatan peningkatan populasi sapi/kerbau. Tetapi faktanya pada tahun 2018 terjadi penurunan populasi sapi/kerbau di Indonesia yang artinya bahwa program Upsus Siwab yang dijadikan langkah strategis Kementerian Pertanian sejak tahun 2017 belum dapat berjalan sesuai dengan target. Penyebab ketidakberhasilan program ini akan dikaji pada artikel ini. Program Upsus Siwab yang dikaji fokus pada peningkatan pelayanan Inseminasi Buatan (IB). Tingkat keberhasilan IB dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kualitas semen beku, sumber daya manusia (inseminator dan peternak), fisiologi akseptor IB, waktu pelaksanaan IB dan manajemen pemeliharaan ternak. Faktor penentu keberhasilan IB yang telah diantisipasi pada program Upsus Siwab adalah kualitas semen beku, sumber daya manusia (inseminator) dan fisiologi akseptor IB, sedangkan faktor menentu lainnya belum dapat teratasi dengan baik karena berkaitan langsung dengan keahlian dan keterampilan peternak itu sendiri. Pada dasarnya peternak budidaya akan melakukan perkawinan pada ternaknya, baik secara kawin alam atau pun IB. Dan apabila dilihat dari sisi persepsi peternak terhadap pelaksanaan IB dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan kesadaran peternak dalam pelaksanaan IB di Indonesia sudah baik. Hal ini dibuktikan bahwa terdapat 47 persen dari populasi induk telah melakukan IB sebelum adanya program Upsus Siwab dan jika dibandingkan dengan jumlah pelaksanaan IB setelah program tidak berbeda jauh hanya terjadi peningkatan 12 persen. Sehingga terlihat bahwa peningkatan pelaksanaan IB pada program ini tidak sebanding dengan peningkatan jumlah akseptor IB sebanyak 52 persen. Program ini dapat dimodifikasi dengan program penyuluhan kepada peternak berupa pelatihan manajemen pemeliharaan ternak dan keterampilan dalam menentukan berahi. Selain itu, target pelaksanaan program Upsus Siwab ini tidak hanya dilihat dari jumlah akseptor IB tetapi dari penambahan jumlah akseptor IB bagi peternak yang belum pernah melakukan IB dan/atau peternak yang belum mempunyai kesadaran akan pentingnya IB.